1. AUTOMATIC DIRECTION FINDER
A.
Pengertian ADF
Sebuah pencari arah otomatis (ADF)
adalah instrumen radio-navigasi laut atau pesawat terbang yang secara otomatis
dan terus menerus menampilkan bantalan relatif dari kapal atau pesawat udara dengan
stasiun radio yang cocok. [2] [3] ADF penerima biasanya disetel untuk
penerbangan atau kelautan NDBs beroperasi pada pita LW antara 190-535 kHz.
Seperti unit RDF, sebagian besar penerima ADF juga dapat menerima gelombang
menengah (AM) Stasiun penyiaran, meskipun sebagaimana disebutkan, ini kurang dapat
diandalkan untuk keperluan navigasi.
Operator lagu penerima ADF ke
frekuensi yang benar dan memverifikasi identitas dari beacon dengan
mendengarkan sinyal kode Morse dikirimkan oleh NDB. Pada penerima ADF laut,
antena ferit-bar bermotor di atas unit (atau jarak jauh dipasang pada masthead)
akan memutar dan kunci bila mencapai nol dari stasiun yang diinginkan. Sebuah
centerline pada unit antena bergerak di atas kompas mawar ditunjukkan dalam
derajat kaitannya stasiun. Pada ADFs penerbangan, unit bergerak secara otomatis
pointer kompas seperti (RMI) untuk menunjukkan arah suar tersebut. Pilot dapat
menggunakan pointer ini untuk rumah langsung menuju suar, atau juga dapat
menggunakan kompas magnet dan menghitung arah dari suar (radial) pada pesawat
mereka yang berada.
Berbeda dengan RDF, ADF beroperasi
tanpa intervensi langsung, dan terus menampilkan arah suar disetel. Pada
awalnya, semua penerima ADF, baik versi laut dan pesawat, berisi loop berputar
atau loopstick ferit udara digerakkan oleh motor yang dikendalikan oleh
penerima. Seperti RDF, antena diverifikasi rasa arah yang benar dari berlawanan
180 derajat.
ADFs penerbangan Lebih modern
mengandung array kecil dari antena tetap dan menggunakan sensor elektronik
untuk menyimpulkan arah dengan menggunakan kekuatan dan fase sinyal dari setiap
udara. Sensor elektronik mendengarkan palung yang terjadi ketika antena pada
sudut kanan sinyal, dan memberikan judul ke stasiun menggunakan indikator arah.
Dalam penerbangan, ADF's RMI atau indikator arah akan selalu menunjuk ke
stasiun siaran tanpa pesawat pos, namun sikap miring dapat memiliki pengaruh
yang sedikit pada membaca, jarum akan tetap pada umumnya menunjukkan terhadap
suar tersebut, namun menderita dari DIP kesalahan dimana dips jarum ke bawah
dalam arah belokan. penerima tersebut dapat digunakan untuk menentukan posisi
sekarang, lagu jalur penerbangan inbound dan outbound, dan mencegat bantalan
yang diinginkan. Prosedur-prosedur ini juga digunakan untuk mengeksekusi pola
induk dan pendekatan non-presisi instrumen.
Cara Kerja ADF
-
Digunakan dalam menjaga dan menciptakan keselamatan penerbangan dan untuk
menjaga komunikasi yang pada akhirnya ditransmisi ke dalam sandi morse karena
memiliki keuntungan besar yang tidak terbatas pada garis jarak pandang.
-
Keuntungannya sinyalnya mengikuti kelengkungan bumi.
-
Pilot dapat menyetel stasiun yang dikehendaki dan memilih mode operasi.
-
Sinyal diterima, diperkuat dan diubah menjadi suara yang terdengar atau
ditransmisi ke dalam sandi morse.
2. VERY HIGH FREQUENCY OMNI RANGE (V.O.R)
VOR
merupakan alat bantu navigasi jarak sedang, yang bekerja menggunakan
frekuensi radio sangat tinggi (VHF / Very High Frequency), fasilitas VOR
memungkinkan pesawat menuju tujuan dengan memanfaatkan stasiun VOR di
darat tanpa tergantung dari keadaan cuaca (yaitu dengan menggunakan
bantuan instrument atau dengan bantuan autopilot). Berlainan dengan NDB,
peralatan VOR yang ada di pesawat terbang menunjukkan setiap deviasi
dalam derajat dari jalur penerbangan yang dipilih, tidak tergantung dari
heading pesawat. Penerbang dapat memanfaatkan stasiun VOR di darat pada
saat tinggal landas dengan memilih jalur penerbangan VOR dan
selanjutnya terbang menuju stasiun VOR lain.
Dengan stasiun VOR yang diletakkan sedemikian rupa, VOR dapat digunakan untuk menuntun pesawat menuju bandara.
Posisi
pesawat terbang tiap saat dapat ditentukan oleh penerbang dengan
bantuan VOR dan DME atau dengan menggunakan dua stasiun VOR.
A. Manfaat VOR bagi penerbang
Perlengkapan penermia VOR di pesawat terbang mempunyai 3 macam fungsi/indikator, yaitu :
a.
Untuk menentukan azimuth, yaitu sudut searah jarum jam antara arah
utara dari stasiun VOR dengan garis yang menghubungkan stasiun tersebut
dengan pesawat terbang.
b.
Untuk menunjukkan deviasi kepada pilot, ya;itu apakah pesawat berada
di kiri, di kanan atau tepat pada jalur penerbangan yang benar/dipilih.
c. Menunjukkan apakah arah pesawat terbang menuju atau meninggalkan stasiun VOR.
B. Fungsi dan Kegunaan VOR
Seperti halnya NDB, maka VOR pun dapat dipergunakan dalam beberapa fungsi :
a. Homing
b. Enroute
c. Holding
d. Locator
C. Kunggulan VOR dibanding NDB
VOR
bekerja pada bidang frekuensi VHF antara 108 sampai 117,95 MHz,
sehingga informasi yang dipancarkannya adalah tidak terganggu oleh
keadaan cuaca/static free, berbeda dengan NDB yang mempergunakan
frekuensi rendah /LF.
Data/informasi
navigasi berupa bearing yang diterima di pesawat adalah sama sekali
tidak tergantung dari posisi/heading pesawat terbang seperti pada NDB.
D. VOR di Indonesia
Dewasa ini di Indonesia telah terpasang dua jenis VOR yaitu CVOR (Conventional VOR) dan DVOR (Doppler VOR).
Kedua
jenis ini cara kerjanya sedikit berbeda tetapi fungsinya sama. Hanya
saja DVOR mempunyai kelebihan dibanding CVOR karena DVOR lebih
teliti/akurasinya tinggi dan tidak banyak dipengaruhi oleh keadaan medan
sehingga persyaratan penempatannya lebih ringan di banding dengan CVOR.
Sudah
tentu harga DVOR lebih mahal daripada CVOR, tetapi mengingat kondisi
terrain di Indonesia yang berbukit-bukit maka DVOR paling cocok dipakai.
3. DISTANCE MEASURING EQUIPMENT
Fasilitas DME biasanya dipasang melengkapi VOR untuk memberikan informasi kepada penerbang tentang jarak pesawat terhadap DME.
Prinsip kerja DME dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sepasang
pulsa dengan panjang pulsa tertentu, dipancarkan dari pesawat terbang
(disebut Interrogator) diterima oleh receiver DME di tanah.
Stasiun
DME (disebut Transponder) secara otomatis kemudian memancarkan kemabali
sepasang pulsa sebagai jawaban ke pesawat terbang tersebut tetapi pada
frejuensi yang berbeda.
Waktu
yang diperlukan antara perjalanan bolak-balik ini kemudian diukur di
receiver DME pesawat terbang, selanjutnya diolah menjadi bentuk jarak
(Nautical Miles) dari pesawat terbang ke stasiun di darat.
DME
bekerja pada bidang Ultra High Frequency (UHF) antara 962 MHz dan 1213
MHz, sehingga pancarannyapun tidak tergantung dari keadaan
cauca/static-free.
A. Fungsi DME
DME
biasanya di pasang pada stasiun VOR untuk melengkapinya (komplementer)
sehingga posisi pesawat terbang secara teliti dapat terus menerus
diketahui para penerbang.
(VOR
memberikan informasi dalam derajat sedangkan DME memberikan informasi
jarak dalam NM, sesuai koordinat polar dalam penenttuan posisi pesawat
terbang).
DME
juga dapat dipergunakan pada fasilitas navigasi udara ILS (Instrument
landing System) guna memberikan informasi jarak secara terus menerus/tak
terputus kepada penerbang pada saat pendekatan/pendaratan.
Referensi :
http://rory-ruanginspirasi.blogspot.com/2011/06/automatic-direction-finder.html
http://mojomoxer.blogspot.com/2012/01/sistem-navigasi-udara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar